Menyaksikan kelucuan dan kegirangan cucu dan cicit merupakan dambaan bagi semua nenek. Namun, hal ini tak berlaku bagi Nenek Pawennai yang telah uzur. Di usianya yang sudah melebihi 100 tahun, Pawennai harus tinggal di gubuk kecil di tengah kebun pisang yang terletak di belakang Kantor Desa Patila, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Nenek Pawennai yang memiliki empat anak dan belasan cucu hingga cicit dan buyut ini hanya tinggal bersama anak bungsunya bernama Naima (65) di sebuah gubuk kecil berukuran 3 x 4 meter. Di gubuk inilah Nenek Pawennai mendapatkan rawatan seadanya lantaran indera penglihatan dan pendengarannya tak lagi berfungsi akibat dimakan usia.
Meskipun demkian, Nenek Pawennai tetap boleh merawat dirinya dengan mandi air hangat setiap hari. Untuk makan setiap hari, Nenek Pawennai kadang-kadang harus mengharapkan belas kasihan para penduduk yang tinggal tak jauh dari kebun pisang yang ditempatinya. "Anak bungsunya yang merawatnya kerana dia saja yang belum kahwin. Biasa kita yang bawakan nasi sama biskut," ujar Rosmiati, warga tempatan.
Ketika ditanyakan ke mana semua anak dan cucunya, Naima menyatakan bahawa semuanya ada, dan kadang-kadang mereka datang menengok. "Ada yang tinggal di sana, dan ada juga yang di Sidrap. Mereka sekali-sekali saja datang," ungkap Naima.
.
1 Penyokong CHELSEA:
Kesian.smga ade sinar bhagia..
Post a Comment