Tuesday, January 15, 2013

Ritual aneh lagi menjijikkan berkaitan kasta


Ritual kuno berusia ratusan tahun di India mengajar masyarakat Hindu kasta rendah untuk berguling di sisa makanan yang dibuang oleh kasta lebih tinggi. Hal itu dipercayai mereka dilakukan untuk menghilangkan penyakit. Yang unik, meskipun ritual ini telah ditentang oleh banyak pihak, masyarakat pelaku ritual ini tetap tak mahu berhenti melakukan ritualnya. Ritual ini sendiri disebut Made Snana atau Mandi Ludah, iaitu ritual yang umum dilakukan di Karnataka ketika perayaan rutin yang dilakukan di kuil berumur 4000 tahun Kukke Subramanya. Ritual ini juga dilakukan di kuil Sri Krishna di kota Udupi. Sebagai sebahagian dari ritual kuno, para Dalit, sebutan untuk anggota kasta paling rendah, berguling melintasi sisa makanan yang dimakan para brahmana, sebutan untuk orang dengan kasta lebih tinggi.

Dengan bergulingnya mereka di sisa makanan tersebut, diyakini, semua kesusahan dan penyakit akan hilang dan disembuhkan. Festival rutin ini diikuti hingga 25000 orang yang berguling di sisa makanan’ para Brahmana. Sementara, di sisi lain, ada sebahagian Dalit yang bergabung dalam Organisasi Kesejahteraan Dalit, yang menganggap ritual ini tidak berperikemanusiaan dan tak dapat diterima. Jika memang dapat menyembuhkan penyakit secara efektif, sebaiknya kerajaan pusat menutup hospital. Sedangkan pihak yang memprotes lainnya menganggap tradisi ini tak berbeza dengan kejahatan tradisi sati dimana para janda dibakar saat pemakaman suaminya. Bahkan menteri sosial dan kesejahteaan, A. Narayanaswamy, yang juga seorang Dalit, mengatakan bahawa tak ada toleransi bagi ritual ini.


Dia tidak peduli kasta mana yang berguling atau kasta mana yang membuang makanan, ritual ini tetap menjadi sebuah hal yang sangat tidak wajar dan menjijikkan. Penjelasan akan ritual aneh ini pun dijelaskan oleh salah seorang pengikutnya, seorang astrologi, Kabyadi Jayarama Acharva. Menurutnya, Snana tak ada hubungannya dengan pembahagian kasta. “Para Brahmana yang makan dianggap sebagai representasi dewa Subramanya, dan sisa mereka dianggap kurniaan dewa. Saya sendiri berguling snana ketika berumur 16 tahun dan penyakit kulit saya sembuh. Beberapa pihak yakin bahawa ada efek psikologi yang timbul ketika melakukan ritual ini sehingga menyebabkan keyakinan pada diri mereka dan membantu menyembuhkan penyakit atau bahkan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Sementara debat mengenai ritual ini terus berjalan, ternyata satu-satunya cara untuk menghentikan ritual ini adalah dengan mengubah keyakinan para pengikutnya yang tentunya memerlukann waktu yang lama. -ID






.

1 Penyokong CHELSEA:

Farah Waheda Wahid on January 15, 2013 at 2:33 PM said...

dalam cerita Tamil ada adegan macam ni... ^_^

 

Lulu pages Copyright © 2011 Designed by Alieff. Wanna get one? CLICK HERE!