Di kebanyakan tempat, uri yang menyertai kelahiran bayi umumnya dikubur di halaman rumah. Tapi bagi Desa Bayungged , mereka mempunyai kebiasaan yang berbeza.
Uri-uri bayi di desa itu digantung di pohon di satu lokasi yang disediakan khusus sebagai setra (kuburan) uri-uri.
Desa Bayunggede salah satu desa di Bali yang memiliki keunikan. Di desa itu rumah-rumah warganya berukuran sama, modelnya sama, dengan letak satu sama lain yang sangat berdekatan.
Tapi tidak seperti perumahan padat di kota-kota besar di Indonesia. Walau sangat rapat, lingkungan desa Bayunggede bersih dan rapi.
Selain suasana perkampungannya yang unik, desa Bayunggede juga mempunyai tradisi khas. Warga desa ini menyediakan kawasan khusus yang disebut sebagai setra (kuburan) uri.
Di kawasan seluas kurang lebih 400 ekar itu, uri-uri setiap bayi yang lahir ditempatkan. Tidak dikubur dalam tanah, tapi digantung di dahan-dahan pokok.
Setelah dibersihkan, uri dimasukkan dalam kelapa yang sudah dikupas kulitnya dan dibersihkan isinya. Buah kelapa yang sudah berisi uri itu ditutup dengan rapat, kemudian digantung di pokok.
“Di sini ada banyak pokok, macam-macam, tapi uri hanya boleh digantung di pokok buka (sejenis pokok), pokok lain tidak boleh,” kata ketua desa Bayunggede Wayan Suwela.
Pokok buka di desa ini nampaknya memiliki kelebihan khas menyerap bau. Walaupun ada uri tergantung, pengunjung yang berkunjung tidak akan mencium bau busuk.
“Ya memang, pokok buka boleh menyerap bau,” kata salah seorang penduduk.
Setelah menggantung uri di pokok, orang tua tidak perlu melakukan sebarang perawatan khas.
“Cukup sekali datang, setelah itu selesai. Kalau kelapa (yang berisi uri) jatuh, tidak apa, kita biarkan saja,” kata Wayan Suwela.
.
4 Penyokong CHELSEA:
mcm geli ja....kalau tgh jalan, tiba2...kelapa tuu jatuh atas pala...euuww...then uri terkeluar...
diorang gantung uri tu sebab nak bagi makan kepada 'balan-balan'...
@cik blogger ye ker? bagi balan2 makan untuk apa?
aiyooo,, menyeramkan,,,, =_+
Post a Comment