Saturday, June 4, 2011

Kawan berkaki empat..

Bintang pop, Afgan Syah Reza yang merupakan pelajar sebuah universiti di Kuala Lumpur pulang ke Indonesia, baru-baru ini untuk menyambut hari kelahirannya bersama para peminat dan ahli keluarga.

Penyanyi keturunan Minang itu meraikan hari lahirnya yang ke-22 pada satu majlis istimewa di studio stesen televisyen RCTI di Kebon Jeruk, Jakarta pada 27 Mei lalu.

Afghan yang mengikuti pengajian di Universiti Monash, Kuala Lumpur sejak Februari lalu berkata, dia masih dalam proses menyesuaikan diri dengan kehidupan di Malaysia tetapi sudah banyak belajar hidup sendiri.

“Tinggal berjauhan dengan ibu bapa bermakna saya lebih banyak berdikari.

“Saya kini melakukan perkara yang biasanya dilakukan oleh ibu bapa saya untuk saya, seperti mencuci pakaian dan membayar bil,” kata pemuda itu.

Katanya, dia sekarang mempunyai ‘kawan berkaki empat’ untuk membantunya menghilangkan rasa rindu kepada keluarga.

“Saya memelihara seekor anjing sebagai teman bermain dan supaya tidak berasa kesunyian apabila berada di pangsapuri saya,” jelas Afgan.




.

EH, kenapa pisang tu atas tanah??


Aneh, buah pisang tiba-tiba tumbuh tanpa pokok dan daun di kebun milik Salam, warga Dusun Ciamis. Uniknya, pisang tersebut tumbuh semakin membesar sama dengan tumbuhnya tunas pokok pisang baru di sampingnya.

Wawan Hermawan, jiran pemilik pisang aneh tersebut mengakui berasa hairan ketika melalui di kebun pisang milik Salam, “Saya melihat ada (buah) pisang yang tumbuh dari tanah, tanpa ada pokoknya. Baru kali ini saya melihat ada pisang tumbuh di atas tanah .

Menurut Wawan, pisang aneh itu diketahui sejenis pisang raja sereh. Ketika ini, buahnya terus membesar hingga terdapat lima sisir. "Setiap melalui kawasan itu saya selalu perhatikan, ternyata buahnya makin besar,” katanya.

Salam, pemilik buah pisang berkata, fenomena tidak lazim tersebut ternyata baru diketahui dari jiran yang merasa aneh dengan tumbuhnya pisang tersebut.

“Awalnya dulu tempat itu lubang pembuangan sampah. Kebetulan waktu itu ada pokok pisang yang sudah mati lalu saya tanam di sana. Saya sangka tidak akan tumbuh jadi buah, tapi ternyata tumbuh jadi buah pisang,” kata Salam yang berniaga soto khas jawa itu.

Buah aneh tersebut dijangkakan berumur sekitar dua bulan. "Memang boleh dikatakan agak aneh kerana tumbuh tanpa batang dan daun, batangnya juga sudah membusuk. Waktu saya tanam dulu memang ketika itu musim hujan,” katanya.



.

Hilang ingatan akibat disiksa..


Herni baru berusia 20 tahun, tetapi malangnya kehidupan gadis yang normal ini berakhir dengan tragedi.

Merupakan seorang tenaga kerja wanita yang mencari rezeki halal di negara Syria sebagai pembantu rumah, Herni yang berasal dari Kampung Lebakpicung, Desa Lebaksari, Mukim Parakansalak, Daerah Sukabumi, Jawa Barat, kini dilaporkan gila.
Beliau dilaporkan hilang ingatan selepas pulang dari Syria dan puncanya dikatakan akibat disiksa oleh bekas majikannya.

Maklumat yang diterima oleh Antara dan Ketua Urusan Ekonomi dan Pembangunan Desa Lebaksari, Deden Supriadi mendapati, Herni pulang dalam keadaan amat menyedihkan kita-kira dua minggu yang lalu.
Di tubuhnya, terdapat luka lebam akibat disiksa. Bahkan terdapat parut luka di kepalanya, dipercayai akibat dihentak di dinding.

"Herni pulang ke rumah orang tuanya dalam keadaan yang menyedihkan. Sekujur tubuhnya dari kepala sampai hujung jari kakinya, terdapat luka yang cukup parah," kata Deden kepada Antara.
Deden menambah, Herni sudah bekerja selama dua tahun di Syria dan daripada maklumat keluarga, Herni berlepas ke negara itu pada tahun 2009.
Namun, pihaknya menemui sesuatu yang janggal kerana paspot yang digunakan Herni berasal dari Jawa Tengah.

"Kami sudah mengadukan permasalahan ini ke Pemerintah Daerah Sukabumi. Kami juga menerima respons yang baik daripada Jabatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat.
"Ketika ini, Herni berada di Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Jakarta untuk mendapatkan rawatan," tambahnya.
Sejak pulang, menurut keluarganya, tingkah laku Herni sangat aneh, saat ditanya sesiapapun, jawapan yang diberinya tidak pernah menjawab soalan yang ditanya.

Selain itu, setiap kali menjelang larut malam, anak pasangan Taspani dan Hanipah ini kerap menjerit-jerit dan dipercayai mengalami trauma yang sangat berat sehinggakan semua ingatan selama bekerja di rumah bekas majikannya masih dirasakannya di rumah sendiri.
Keluarganya berharap pemerintah serius membantu Herni, apatah gaji selama dia bekerja di Syria tidak pernah dibayar kepadanya.
Sementara itu, Ketua Syarikat Buruh Migran Indonesia Cabang Daerah Sukabumi Jejen Nurjanah mengaku sudah membawa kes ini kepada Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

Pihaknya juga akan terus membantu mangsa untuk mendapatkan hak-haknya seperti insurans dan gaji yang belum dibayar.
"Kes seperti ini sudah dua kali terjadi pada bulan Mei lalu. Kami harap kejadian serupa tidak berulang," katanya.



.

Boy, 3, nearly dies after '500,000-to-one' allergic reaction to half a teaspoon of children's painkiller



A boy of three's skin was left ‘burning’ after a near fatal reaction to just half a teaspoon of a children's painkiller.
George Williams was left fighting for his life after a reaction to Nurofen - a commonly used over-the counter medicine - triggered a condition that caused him to be covered in huge blisters which split open.
George was struck down with Toxic Epidermal Necrolysis syndrome - which affects just one in half a million people, three weeks ago.
The condition, usually triggered by an allergic reaction, causes the sufferer’s skin to blister and burn, starting from the inside out.
His skin was so raw that his mother Debbie, 26, was not even able to cuddle him.
But George has made an incredible recovery - and only a month after he was taken into intensive care, has been able to return to nursery.

Debbie, from Scunthorpe, said: 'Within a few hours of George taking the painkiller, his eyes had swollen up and started to close.
'I phoned an ambulance straight away, and he was taken to intensive care. His skin started to go red and open up - it was terrifying.
'Within a day, he looked like he’d fallen in a bonfire. His body was covered in huge blisters, his skin had split open and doctors were worried that his open wounds would get infected.

'He was in so much pain and couldn’t see because his eyes were so swollen. All I wanted to do was cuddle him, but I wasn’t allowed to touch him. It broke my heart.
'We’ve been told that he may not be able to cry properly in the future because of damage to his eyes - but that’s a small price to pay for having him alive.'




Debbie had given George half a teaspoon of children’s liquid Nurofen after he complained of feeling unwell and had a soaring temperature four weeks ago.
At first he responded well but within a couple of hours, Debbie noticed that her son’s lips had become dry and cracked.

She said: 'I didn’t think anything of giving George some painkiller to bring his temperature down - he’d never had Nurofen before, but I read the instructions carefully and gave him the correct dose.
'Within a few hours, his lips were like open sores and the cracked skin had started to spread all over his face.
'I knew something wasn’t right and called 999 for an ambulance. Doctors told me later that if I hadn’t got him to hospital straightaway, he would probably have lost his sight.'

George was taken to Scunthorpe General Hospital where he was treated with antibiotics but he was transferred to Sheffield Children’s Hospital when  his condition worsened.
Debbie said:'By now, George had open sores on his back and his skin was literally peeling away. It looked as if he had been scalded. It was horrific.
'The doctors diagnosed TENS which is also known as Stevens-Johnson syndrome and because it is so rare they were consulting doctors in New Zealand.
'It was every mother’s nightmare to see their child like that. Once they realised what they were dealing with, the doctors were amazing.
'However, even they were surprised at how quickly George recovered once he started on the right medication.
'He was home a week after the treatment started - and is now well enough to go back to nursery.'
She continued: 'The condition is exceptionally rare but I would like to raise awareness about TENS because of the rapid and terrifying way it can affect people.
'I cannot believe the remarkable recovery George has made and doctors said it is very unusual for him not to have any side effects.


'If telling George’s story saves just one other person it will be worth it.'
George’s father Ben, 26, is now planning to hold a charity bike ride to raise money for both hospitals.
He said: 'Until you rely on their help, you take for granted that we have a great medical system.'
Michael Cork, professor of dermatology and a consultant at Sheffield Children’s Hospital, said: 'TENS is a very serious dermatological condition caused by an allergic reaction, which is extremely rare and only affects around one in half-a-million.
'We are pleased that, with the expertise of the team, George has made an excellent recovery and we wish him well.'
Dr Aomesh Bhatt, UK medical director of Nurofen for Children medicine said: 'We are very sorry to hear about this case and will investigate fully.
'Children's ibuprofen has a very well established safety record and allergic reactions to ibuprofen are extremely rare.' 



  
.

Eh betul ke?


Biasanya kita akan memilih air yang bersih dan tidak berbau untuk mandi atau membersihkan badan, tetapi perkara sebaliknya berlaku di daerah Sumenep, Jawa Timur, Indonesia.

Satu kawasan mata air yang mengeluarkan air berbau busuk di kampung Kaduara Timur, Mukim Pragaan, Sumenep, Jawa Timur dijadikan lokasi mandi-manda oleh orang ramai.
Malah kawasan itu turut menjadi tumpuan orang ramai dari luar kawasan Sumenep, lapor akhbar Kompas.
Meskipun airnya busuk, ia tetap bersih dan dipercayai boleh mengubati semua jenis penyakit kulit kerana mengikut kajian yang dibuat, sumber air itu mengandungi belerang.

Seorang pengunjung, Asep Zamzami, 22, berkata, dia sekeluarga datang dari Jawa Barat semata-mata untuk mandi di kolam mata air itu bagi menghilangkan penyakit bisul.
Menurutnya, dia mengetahui lokasi itu melalui seorang ahli keluarganya yang telah sembuh daripada penyakit kulit selepas mandi di kolam air busuk tersebut.
Seorang penduduk tempatan, Siti Zainab, 47, pula memberitahu, untuk menghilangkan penyakit kulit, seseorang itu perlu berendam selama dua jam, terutamanya mereka yang berkunjung hanya sekali sahaja.

"Selepas berendam, bahagian yang dijangkiti penyakit kulit akan terasa gatal dan kita perlu menggosoknya dengan menggunakan tangan sebelum dibasuh dengan sabun," ujarnya.
Tambahnya, semua pakaian yang digunakan ketika mandi juga perlu dibuang sebagai satu simbolik bahawa penyakit kulit yang kita alami akan ditinggalkan di lokasi mata air itu.




.

Dua maut kenderaan 4WD terbabas

Dua lelaki terbunuh apabila kenderaan pacuan empat roda (4WD) dinaiki mereka membawa muatan kepingan kayu terbabas di Kilometer 42, Jalan Pekan-Nenasi berhampiran Balai Bomba dan Penyelamat Nenasi semalam.

Mangsa, Heng Cheow Mua, 26, maut di tempat kejadian manakala rakannya, Cheah Ching Ang, 40, meninggal dunia ketika dalam perjalanan ke Hospital Pekan.
Ketua Jabatan Ketenteraman Awam dan Trafik Pahang, Supritendan Mohamed Fauzi Abdul Rahim berkata, kejadian berlaku pukul 6.20 pagi apabila Toyota Hilux yang dinaiki mereka terbabas ke laluan bertentangan sebelum merempuh tembok di tepi jalan.

"Berikutan rempuhan itu, kenderaan berkenaan terputus dua menyebabkan pemandunya maut di tempat kejadian. Rakannya yang cedera parah di kepala, meninggal dunia dalam perjalanan ke Hospital Pekan," katanya ketika ditemui di Ibu Pejabat Polis Kontinjen (IPK) negeri di sini hari ini.



.

Parah ditetak suami

Seorang wanita cedera parah selepas ditetak dengan parang oleh suaminya dalam satu pergaduhan di rumah pasangan itu di Jalan Padang Tembak di sini hari ini.

Dalam kejadian kira-kira pukul 10.30 pagi itu, saudara lelaki kepada wanita tersebut turut parah akibat ditetak selepas cuba membantu meleraikan pergaduhan antara pasangan suami isteri itu.
Ketua Polis Daerah, Asisten Komisioner Azisman Alias berkata, wanita tersebut, R. Reevathy, 21, manakala saudara lelakinya dikenali sebagai M. Visanathan, 18.

“Kedua-dua mereka cedera parah di badan serta kedua-dua belah tangan dan kaki akibat diserang oleh suspek. Suspek berusia 24 tahun ditahan polis sejam kemudian di rumah tersebut.

“Polis percaya kejadian tersebut bermotifkan cemburu tetapi kita masih menjalankan siasatan untuk mengetahui punca sebenar kejadian,” katanya ketika dihubungi di sini hari ini.
Azisman berkata, kedua-dua mangsa kini dirawat di Unit Rawatan Rapi (ICU) Hospital Raja Permaisuri Bainun di sini.

Beliau memberitahu, suspek ditahan reman selama seminggu bermula hari ini untuk membantu siasatan.




.

Lelaki Maut Ditetak Selepas Calarkan Kenderaan


Gara-gara mencalarkan kenderaan, seorang lelaki maut dipercayai akibat ditetak beberapa kali di bahagian badan dalam satu kejadian di sini pada Selasa lepas.
Ketua Polis Daerah Tawau, Asisten Komisioner Ibrahim Chin berkata kejadian berlaku kira-kira pukul 10 malam, selepas lelaki berusia lingkungan 30-an itu mencalarkan kenderaan yang diletak di Lorong 9, Taman Semarak, di sini.

Lelaki itu yang dipercayai melakukan vandalisme ke atas dua kenderaan terbabit dikejar oleh seorang lelaki lain menghala ke Lorong 2, yang kemudian bertindak menetaknya, kata Ibrahim.
Akibat tetakan tersebut, mangsa putus satu jari tangan namun dia masih berupaya melarikan diri sambil dikejar oleh sekumpulan pemuda yang menyedari perbuatannya sebelum itu.

Mangsa kemudian terjatuh dan dipercayai sekali lagi ditetak bertalu-talu sebelum kejadian disedari orang ramai yang menghantarnya ke Hospital Tawau dan disahkan meninggal dunia pada pukul 2.30 pagi.
Sehubungan itu, Ibrahim meminta orang ramai yang mempunyai maklumat mengenai kejadian tersebut agar tampil membantu siasatan.




.

Pemotong pokok jatuh bersama bakul kren semasa memotong dahan

Seorang pemotong pokok cedera parah selepas terjatuh bersama bakul sebuah kren pada ketinggian 21.3 meter semasa memotong dahan pokok di Jalan Raja Syed Alwi, di sini semalam.

Ketua Polis Daerah Kangar, Supt Abdul Rahman Noordin berkata kejadian berlaku pukul 11.15 pagi ketika mangsa, Zarul Zainul Abidin, 24, bersama seorang rakannya sedang melakukan kerja memotong pokok menggunakan kren itu.

Bakul kren itu dipercayai terjatuh bersama kedua-dua pekerja itu apabila penyangkutnya tercabut daripada kren.

Beliau berkata, Zarul mengalami pendarahan pada otak, patah kaki kiri dan tulang rangkanya manakala rakannya yang tersangkut di dahan pokok dapat diselamatkan dan tidak mengalami sebarang kecederaan.

``Mangsa yang parah itu kini dirawat di Hospital Sultanah Bahiyah (HSB) Alor Setar, Kedah manakala operator kren berusia 59 tahun ditahan sebelum dibebaskan atas jaminan polis,'' katanya ketika dihubungi hari ini.

Katanya Zarul dan rakannya adalah pekerja sebuah projek tapak perumahan yang ditugaskan untuk memotong dahan pokok yang rendang di jalan itu.

Polis turut merampas kren tersebut dan bakul yang digunakan untuk memuat dua pekerja itu.




.

Anak kapal maut melecur


Seorang anak kapal terbunuh setelah terperangkap dalam satu kebakaran di sebuah kapal tangki di perairan Pengerang dekat sini hari ini.

Dalam kejadian pukul 10.30 pagi itu, Amir Mahmud, 29, dari Lombok, Indonesia terperangkap dalam asap tebal dan melecur dari bahagian dada hingga ke pinggang.
Ketika kejadian, mangsa dikatakan sedang bekerja di bahagian bawah kapal tersebut sebelum berlaku litar pintas yang mengakibatkan kebakaran sehingga api menyambar mangsa.

Berikutan kejadian itu, 11 rakannya yang menyedari kebakaran tersebut beberapa minit kemudian cuba memberi pertolongan namun gagal kerana asap terlalu tebal.
Ketua Penguat Kuasa Maritim Wilayah Selatan, Laksamana Pertama Maritim Zulkifli Abu Bakar berkata, mangsa kemudian berjaya ditemui tetapi sudah meninggal dunia.

“Kebakaran itu berjaya dikawal oleh anak kapal tetapi mangsa gagal diselamatkan. Kapal tangki itu berlabuh secara haram kira-kira 3.6 batu nautika (6.6 kilometer) dari perairan Tanjung Ayam, Pengerang.
“Kita sedang menyiasat kehadiran kapal itu di perairan negara ini,” katanya pada sidang akhbar di Kompleks Jeti Penumpang dan Marina Awam Tanjung Pengelih, Pengerang di sini.

Beliau menambah, agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (Maritim Malaysia) Wilayah Selatan hari ini menghentikan operasi mencari dan menyelamat tujuh mangsa bot pancung yang karam di Tanjung Ayam, Pengerang di sini kelmarin, setelah peluang untuk menemui mangsa yang kini masuk hari ketiga semakin tipis.
Zulkifli berkata, mangsa berkemungkinan dihanyutkan ke perairan negara jiran atau ke kawasan perairan yang lebih dalam.

“Berdasarkan pengalaman kita, peluang mangsa yang hilang dalam masa tiga hari untuk ditemui hidup adalah tidak mungkin. Operasi yang dilakukan tidak menemui apa-apa pun setakat ini termasuk serpihan, beg atau barangan dalam bot itu.’’ katanya.




.
 

Lulu pages Copyright © 2011 Designed by Alieff. Wanna get one? CLICK HERE!